Jumat, 29 Januari 2010

Cerita Anak

HARMER DAN FATIMAH

Harmer dan Fatimah adalah dua orang kakak beradik yang hidup rukun, mereka tidak pernah bertengkar. Ibu gurulah yang mengajari mereka hidup rukun. Harmer dan Fatimah bersekolah di SD Islam terpadu Al-Amanah.
Harmer suka main bola tapi kalau ada yang terjatuh saat main bola, ia menghiburnya. Ia senang sekali karena temannya banyak soalnya ia tidak pernah bertengkar dengan siapapun.
Fatimah suka membimbing belajar dan penuh semangat.sedangkan harmer juga senang,ia jago semua pelajaran dan nilai-nilainnya bagus dan orangtuannya senang kepada mereka berdua,ia juga senang.lalu di sekolah,sini fatimah,mau coklat??????kata Harmer.mau,serbuu!!!kata Fatimah.Jadi semua pada mau coklat.lalu harmer memanggil Hanin.hey hanin sini!kata harmer.apa?kata hanin.aku mau ke kantin dulu yah!!!!kata hanin .lalu harmer memanggil oboy[fajar],hey oboy kata harmer,tadi gol ya nendangin bola ke gawang musuh?kata harmer gol dong masa nga!kata oboy hebat euy kata harmer. TAMAT

Ini cerita yang ditulis oleh Hanin, 7 thn, kelas 2 SD Islam Al-Amanah

Apa manfaat les aritmatika atau kumon?

Siapa sih orang tua yang tidak ingin melihat anaknya pintar dan berprestasi di sekolah dan di luar sekolah? Karena itu mungkin banyak orang tua yang mengikutkan anaknya les macam-macam, mulai dari les keterampilan, olah raga, sampai les yang berhubungan dengan pelajaran sekolah, misalnya les aritmatika/kumon/jarimatika maupun bahasa.
saya sebagai orang tua pun pasti ingin seperti itu, apalagi anak pertama saya sudah berumur 7 tahun dan duduk di kelas 2 SD. Saat ini dia saya ikutkan les berenang karena saya dan suami sepakat tidak akan mengikutkan dia les yang berhubungan dengan pelajaran sebelum kelas 4. Tapi banyak teman saya yang sudah mengikutkan les aritmatika atau kumon atau bahasa sejak kelas 1 SD. Hal ini membuat saya bertanya-tanya sebetulnya apa sih manfaat ikut les aritmatika atau kumon? Selain tentunya bahwa dia bisa berhitung lebih cepat dibanding teman-temannya yang tidak les. Apakah dia bisa lebih pintar di semua pelajaran? Dan apakah ini berlaku bagi semua anak tanpa memandang tingkat intelegensia masing-masing anak?
Hal ini terus menjadi pertanyaan bagi saya karena jika hasilnya memang sangat bermanfaat, saya juga tertarik untuk mengikutkan les anak saya, tapi kalau hanya pintar untuk masalah berhitung saja, menurut saya matematika kan tidak melulu berhitung?

Kamis, 28 Januari 2010

Sulitnya jadi ibu rumah tangga

Jadi ibu rumah tangga? Rasanya hal itu tidak pernah terpikir sejak saya masih sekolah ataupun kuliah. Sejak dulu cita-cita saya ingin menjadi wanita karir. Karena itu sejak lulus kuliah saya Alhamdulillah langsung bekerja. Tetapi tanpa saya sangka dan rencanakan, setelah sekitar 2 tahun bekerja, saya bertemu jodoh dan memutuskan untuk menikah. Memang agak mengejutkan bahkan untuk saya sendiri, walaupun dari segi usia sudah cukup, waktu itu saya berumur 26 tahun.
Singkat cerita, saya menikah dan terpaksa berhenti bekerja setelah kontrak habis dan saya hamil karena kehamilan saya cukup merepotkan, saya mengalami hiperemesis sejak usia kandungan 6 minggu sampai 5 bulan, waktu yang cukup lama dan terbayang kalau saya masih bekerja pasti tidak bisa produktif.
Setelah anak saya lahir dan berusia 7 bulan saya kembali bekerja di perusahaan yang berbeda karena saya pindah kota. Tetapi pekerjaan ini hanya bertahan 1 tahun karena selain mendapat giliran shift pagi dan siang yang berarti pulang jam 10 malam, hari minggu juga tidak libur. Suami jelas protes selain itu bibi saya yang saya titipkan untuk mengasuh anak juga sering mengeluh sehingga saya tidak bisa konsentrasi bekerja dan sering tidak masuk kerja. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti saja dan menjadi ibu rumah tangga biasa.
Label 'ibu rumah tangga' sepertinya sering disepelekan, tetapi pada saat saya harus menjalaninya ternyata luar biasa sulit. Apalagi sejak sekolah saya jarang ada di rumah karena lokasi sekolah yang jauh dari rumah sehingga menyita waktu dan kegiatan lainnya. Jadi saya tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ini saja membuat penyesuaian diri saya lebih sulit. Apalagi saya juga tidak bisa memasak, tidak suka beres-beres atau mendekorasi ruangan. Selain itu saya termasuk orang yang 'moody', mengerjakan sesuatu tergantung mood, sehingga terbayang saat saya menjadi ibu rumah tangga saya tidak bisa mendisiplinkan diri untuk mengerjakan tugas rumah tangga, apalagi suami saya juga termasuk orang yang tidak terlalu menuntut.
Jadi menurut saya menjadi ibu rumah tangga itu jauh lebih sulit dan bikin stress dibandingkan dengan bekerja di kantor. Di kantor, jelas waktu kerjanya, job descriptionnya, juga ada orang lain yang memantau pekerjaan kita. Sedangkan di rumah kerja kita bisa 24 jam dengan segala profesi mulai dari koki, pembantu baby sitter, guru les, tukang antar jemput, segala hal harus kita lakukan. So....siapa berani bilang jadi ibu rumah tangga itu gampang!!!!

Senin, 25 Januari 2010

Hati-hati pelecehan seksual pada anak-anak

Hari ini aku dapat berita yang bikin hati deg-degan tentang pelecehan seksual yang menimpa anak tetanggaku. Lebih parah lagi pelakunya teman bermainnya yang sudah SMP. Entah bagaimana perasaan orang tuanya. Aku saja yang hanya mendengar langsung was-was karena pelaku itu teman bermain anakku juga. Aku sampai lemas menunggu anakku pulang sekolah untuk bertanya kepadanya. Untungnya menurut anakku dia tidak mendapat perlakuan yang tidak sopan. Tapi aku tetap miris mendengarnya. Apalagi orang tuanya tidak berprasangka kepada anak itu. Dari luar dia terlihat cukup sopan. Aku pun tidak menyangka. Sebenarnya bagaimana cara kita tahu seorang anak bisa menjadi pelaku pelecehan seksual, ada tanda-tandanya tidak ya? dan bagaimana kita menjaga buah hati kita agar tidak menjadi korban karena kita kan tidak bisa setiap saat mengawasi dia bermain. Tidak mungkin juga kita mengurung dia terus di rumah. Susah juga menjaga anak apalagi anakku keduanya perempuan.

Sabtu, 02 Januari 2010

Selamat Tahun Baru 2010

Selamat Tahun Baru 2010.......semoga tahun ini akan menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya!!! Tidak banyak bencana, kehidupan pun akan lebih baik