Jadi ibu rumah tangga? Rasanya hal itu tidak pernah terpikir sejak saya masih sekolah ataupun kuliah. Sejak dulu cita-cita saya ingin menjadi wanita karir. Karena itu sejak lulus kuliah saya Alhamdulillah langsung bekerja. Tetapi tanpa saya sangka dan rencanakan, setelah sekitar 2 tahun bekerja, saya bertemu jodoh dan memutuskan untuk menikah. Memang agak mengejutkan bahkan untuk saya sendiri, walaupun dari segi usia sudah cukup, waktu itu saya berumur 26 tahun.
Singkat cerita, saya menikah dan terpaksa berhenti bekerja setelah kontrak habis dan saya hamil karena kehamilan saya cukup merepotkan, saya mengalami hiperemesis sejak usia kandungan 6 minggu sampai 5 bulan, waktu yang cukup lama dan terbayang kalau saya masih bekerja pasti tidak bisa produktif.
Setelah anak saya lahir dan berusia 7 bulan saya kembali bekerja di perusahaan yang berbeda karena saya pindah kota. Tetapi pekerjaan ini hanya bertahan 1 tahun karena selain mendapat giliran shift pagi dan siang yang berarti pulang jam 10 malam, hari minggu juga tidak libur. Suami jelas protes selain itu bibi saya yang saya titipkan untuk mengasuh anak juga sering mengeluh sehingga saya tidak bisa konsentrasi bekerja dan sering tidak masuk kerja. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti saja dan menjadi ibu rumah tangga biasa.
Label 'ibu rumah tangga' sepertinya sering disepelekan, tetapi pada saat saya harus menjalaninya ternyata luar biasa sulit. Apalagi sejak sekolah saya jarang ada di rumah karena lokasi sekolah yang jauh dari rumah sehingga menyita waktu dan kegiatan lainnya. Jadi saya tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ini saja membuat penyesuaian diri saya lebih sulit. Apalagi saya juga tidak bisa memasak, tidak suka beres-beres atau mendekorasi ruangan. Selain itu saya termasuk orang yang 'moody', mengerjakan sesuatu tergantung mood, sehingga terbayang saat saya menjadi ibu rumah tangga saya tidak bisa mendisiplinkan diri untuk mengerjakan tugas rumah tangga, apalagi suami saya juga termasuk orang yang tidak terlalu menuntut.
Jadi menurut saya menjadi ibu rumah tangga itu jauh lebih sulit dan bikin stress dibandingkan dengan bekerja di kantor. Di kantor, jelas waktu kerjanya, job descriptionnya, juga ada orang lain yang memantau pekerjaan kita. Sedangkan di rumah kerja kita bisa 24 jam dengan segala profesi mulai dari koki, pembantu baby sitter, guru les, tukang antar jemput, segala hal harus kita lakukan. So....siapa berani bilang jadi ibu rumah tangga itu gampang!!!!
Kamis, 28 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hai mbak,
BalasHapusSalam kenal...memang benar jadi ibu rumah tangga itu 24 jam kerjanya :-) meskipun saya bekerja...kalau sabtu dan minggu di rumah...walahhhhhhh ampun he..he...
Tetap semangat ya...